MERDEKA BELAJAR

Oleh : Asmawati, S. Pd
Konsep penting yang saya dapat dalam pelatihan guru penggerak selama 10 hari terakhir adalah konsep merdeka belajar. Konsep yang berakar dari filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan), "Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat". Tentang mengembalikan anak pada kodratnya dan guru sebagai penuntun.
Perbandingan atau pengibaratan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan seorang pendidik) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya. Meskipun pertumbuhan tanaman padi dapat diperbaiki, tetapi ia tidak dapat mengganti kodrat-iradatnya padi itu sendiri. Misalnya ia tak akan dapat menjadikan padi yang ditanamnya itu tumbuh sebagai jagung. Selain itu, ia juga tidak dapat memelihara tanaman padi tersebut seperti cara memelihara tanaman kedelai atau tanaman lainnya. Memang benar, ia dapat memperbaiki keadaan padi yang ditanam, bahkan ia dapat juga menghasilkan tanaman padi itu lebih besar daripada tanaman yang tidak dipelihara, tetapi mengganti kodrat padi itu tetap mustahil.
Demikianlah pendidikan itu, walaupun hanya dapat "menuntun", akan tetapi faedahnya bagi hidup tumbuhnya anak-anak sangatlah besar. Meskipun pendidikan itu hanya "tuntunan" saja di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, tetapi perlu juga pendidikan itu berhubungan dengan kodrat keadaan dan keadaan setiap anak. Andaikata anak tidak baik dasarnya, tentu anak tersebut perlu mendapatkan tuntunan agar semakin baik budi pekertinya. Anak yang dasar jiwanya tidak baik dan juga tidak mendapat tuntunan pendidikan, tentu akan mudah menjadi orang jahat. Anak yang sudah baik dasarnya juga masih memerlukan tuntunan. Tidak saja dengan tuntunan itu ia akan mendapatkan kecerdasan yang lebih tinggi dan luas, akan tetapi dengan adanya tuntunan itu ia dapat terlepas dari segala macam pengaruh jahat. Tidak sedikit anak-anak yang baik dasarnya, tetapi karena pengaruh-pengaruh keadaan yang buruk, kemudian menjadi orang-orang jahat.
Pengaruh-pengaruh yang dimaksudkan itu ialah pengaruh yang muncul dari beragam jenis keadaan anak. Anak yang satu mungkin hidup dalam keluarga yang serba kekurangan, sehingga ditemui beragam jenis kesukaran yang menghambat kecerdasan budi anak. Bisa juga dalam keluarga itu tidak ditemui kemiskinan keduniawian, akan tetapi amat kekurangan budi luhur atau kesucian, sehingga anak-anak mudah terkena pengaruh-pengaruh yang jahat.
Menurut ilmu pendidikan, hubungan antara dasar dan keadaan itu terdapat adanya "konvergensi". Artinya, keduanya saling mempengaruhi, hingga garis dasar dan garis keadaan itu selalu tarik-menarik dan akhirnya menjadi satu.
Mengenai perlu tidaknya tuntunan dalam kehidupan manusia, sama artinya dengan soal perlu tidaknya pemeliharaan pada tumbuh-kembangnya tanaman. Misalnya, kalau sebutir jagung yang baik dasarnya jatuh pada tanah yang baik, banyak air, dan mendapatkan sinar matahari yang cukup, maka pemeliharaan dari petani tentu akan menambah baiknya keadaan tanaman. Kalau tidak ada pemeliharaan, sedangkan keadaan tanahnya tidak baik, atau tempat jatuhnya biji jagung itu tidak mendapat sinar matahari atau kekurangan air, maka biji jagung itu (walaupun dasarnya baik), tidak akan dapat tumbuh baik karena pengaruh keadaan. Sebaliknya kalau sebutir jagung tidak baik dasarnya, akan tetapi ditanam dengan pemeliharaan yang sebaik-baiknya oleh sang petani, maka biji itu akan dapat tumbuh lebih baik dari pada biji lainnya yang juga tidak baik dasarnya.
Selain itu kita juga mengenal semboyan pendidikan “Tut Wuri Handayani” dari Ki Hajar Dewantara atau "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" artinya di depan menjadi teladan, di tengah membangun/membimbing, dan di belakang mendukung/memotivasi.
Intinya pendidikan/pembelajaran dalam konsep merdeka belajar itu berpusat pada peserta didik. Pada akhirnya melahirkan profil pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
#SMKN 3 KOTA BIMA PUSAT KEUNGGULAN.
#Sekolah Penggerak - Kurikulum Sekolah Penggerak - Guru Penggerak.
#Merdeka Belajar, Indonesia Maju.
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- MAU JADI YOUTUBER? MASUK SMK JURUSAN MULTIMEDIA AJA.
- MAU JADI YOUTUBER? MASUK SMK JURUSAN MULTIMEDIA AJA.
Silahkan Isi Komentar dari tulisan artikel diatas :
Komentar :
![]() ![]() Serentak Bergerak Wujudkan Merdeka Belajar |
Kembali ke Atas